Princess Hours Episode 1
Tabib istana sedang memeriksa kesehatan
Raja. Kemudian, pihak istana mendapat kabar buruk : Raja menderita sakit keras,
Neuroglycopenia (penurunan fungsi syaraf otak). Ibu suri berkata pada Ratu,
satu-satunya cara menyelamatkan kerajaan adalah segera melangsungkan pernikahan
Putra Mahkota, Pangeran Shin dan mengangkatnya menjadi Raja.
Di sekolah, dua orang teman
Chae-gyeong, Sun-yeong dan Hee-sung sedang asyik mengamati sebuah buku yang
berisi tentang biodata anggota keluarga kerajaan. Mereka sedang mengagumi
ketampanan Pangeran Shin. Tiba-tiba Shin Chae-gyeong merebut buku itu hingga
akhirnya mereka bertiga berebut buku itu sampai akhirnya buku itu sobek. Tentu
saja Sun-yeong marah besar pada Chae-gyeong.
Shin Chae-gyeong adalah seorang gadis ceria yang bersekolah disini
mengambil jurusan desain. Seperti yang tadi sibuk dibicarakan oleh teman-teman
Chae-gyeong, Pangeran. Pangeran apa? Kalian pasti berpikir kalau dia adalah
seorang laki-laki dari kelas atas kan?
Ini memang abad 21. Tapi seperti halnya Inggris dan Jepang yang masih punya
Keluarga Kerajaan, di Korea juga masih ada keluarga kerajaan. Keluarga kerajaan
di Inggris dan Jepang masih dipuja-puja oleh rakyatnya. Mereka juga masih
tinggal di dalam istana. Lalu bagaimana keadaan Istana di Korea? Sayangnya
istana adalah tempat yang kosong, bahkan sekarang keluarga kerajaan sudah
terpecah belah. Itulah kenapa, Chae-gyeong membayangkan kalau keluarga kerajaan
itu masih ada. Dengan kata lain, Chae-gyeong mengajak semuanya untuk membayangkan
kalau di dalam Istana Kerajaan Korea itu ditinggali oleh seorang pangeran
tampan bersama keluarganya. Seorang pangeran tampan yang disukai oleh banyak
orang. Apa kalian penasaran. Nikmatilah "Cerita Khayalan Shin
Chae-gyeong" yang berjudul, "Gung/Istana/Palace".
~~~~~.........~~~~~
Tahun 2006, Sistem pemerintahan Korea, Monarkhi Konstistusional, dimana
pemerintahan diatur oleh Keluarga Kerajaan.
Sun-yeong dan Hee-sung sedang menikmati foto tampan Pangeran Shin koleksi
mereka. Sementara itu, Kang-hyun yang sedang sebuk melukis merasa terganggu
dengan ulah mereka berdua yang sellau bermimpi jadi seorang Cinderella yang
menikahi seorang pangeran. Tiba-tiba Chae-gyeong masuk dan menggoda mereka.
Kang-hyun mengritik penampilan Chae-gyeong yang aneh. (Chae-gyeong memakai rok
sekolah sekaligus celana olahraga yang panjang). Tapi Chae-gyeong bilang,
sebentar lagi, cara berpakaiannya akan jadi trend. Kang-hyun bertanya apa tugas
Chae-gyeong sudah selesai? Chae-gyeong kaget karna tak tahu kalau tugas itu
harus dikumpulkan hari ini. Ternyata tak hanya Chae-gyeong yang belum
menyelesaikan tugasnya. Sun-yeong dan Hee-sung pun sama saja. Mereka bertiga
sama-sama panik.
Sementara itu, Pangeran Shin datang ke sekolah dengan pengawalan ketat dari
para pengawalnya. Semua gadis di sekolah berseru-seru memanggil namanya dan
berusaha menghampirinya tapi di tahan oleh para pengawalnya. Salah seorang
pengawal ingin mengantarkan Shin sampai ke kelas. Tapi Shin tak suka. Dia hanya
meminta pengawalnya berjaga di luar sekolah saja.
Di sekolah Chae-gyeong, ada Jurusan Seni, Musik, Tari, Teater dan Film.
Walaupun Chae-gyeong mengambil jurusan desain, tapi dia paling tak suka kalau
disuruh menggambar. (dasar Chae-gyeong aneh...).
Saat itu, Chae-gyeong sedang asyik menggambar di luar ruangan bersama teman
sekelasnnya. Kang-hyun mengeluh karna keadaan ramai sekali karna Pangeran ada
di sekolah. Chae-gyeong ikut memperhatikan. Tiba-tiba ia secara tak sengaja
bertatapan dengan Shin yang ada di bawah. "Omo...ya Tuhan, apa dia sedang
memperhatikan kita?" kata Chae-gyeong. Kang-hyun tak bereaksi, sebaliknya
dengan Sun-yeong dan Hee-sung yang heboh karnanya.
Kang-hyun bilang, semua teman Pangeran berasal dari kalangan atas. Dari
anak pengusaha, juga anak dari pemilik sekolah mereka. Benar-benar grup yang
sempurna dan menarik.
Sementara di bawah, teman-teman Shin geli melihat kelakukan teman-teman
Chae-gyeong. Kemudian pandangan mereka beralih ke jendela di sebelah, saat
Kang-in berteriak, "Bukankah itu Min Hyo-rin. Dia benar-benar gadis yang
langka". Min Hyo-rin, dari kelas tari balet sedang berdiri di ambang
jendela. Shin memandangi Hyo-rin sambil tertawa senang.
Sementara itu di dalam kelas balet, Guru balet marah karna anak-anak
didiknya masih ada yang sempat ngemil. Dia marah karna dengan ngemil, mereka
akan kehilangan bentuk badan ideal mereka sebagai seorang penari balet. Bu Guru
menyita semua snack yang masih tersisa dan mengancam mereka. Jika berat badan
mereka naik 1 kilo, brarti mereka harus berlatih tambahan selama 1 jam. Mereka
semua mengeluh.
Shin sedang berganti sepatunya dengan sepatu olahraga berwarna putih.
Chae-gyeong yang membawa ember yang berisi air bekas menggambar tak sengaja
menabraknya dari belakang dan membuat sepatu putih Shin basah dan kotor. Chae-gyeong
kaget melihat siapa yang ditabraknya. Chae-gyeong mencoba meminta maaf dan
membersihkan sepatu Shin. Tapi Shin tak suka dan menyuruh Chae-gyeong berhenti
membersihkan sepatunya. Shin pun kembali memakai sepatunya yang tadi dan
menendang sepatu olahraganya ke arah Chae-gyeong dan memerintah Chae-gyeong
untuk membuang sepatu itu lalu segera pergi dari tempat itu.
Tentu saja Chae-gyeong tak terima dengan perlakuan Shin. "HEI, KAU!
Apa kau pikir kalau jadi Pangeran itu segalanya? Apa aku ini pelayanmu? Dirumah
aku juga seorang Kong-ju (Putri)!" teriak Chae-gyeong. Chae-gyeong
mengambil sepatu Shin dan melemparnya mengenai punggung Shin. Shin berbalik dan
menghampiri Chae-gyeong. Semua orang cemas karna Pangeran Shin tak pernah
diperlakukan seperti itu sebelumnya. Chae-gyeong sedang berada dalam masalah
besar.
Shin menghampiri Chae-gyeong. Dan menudingnya. "Kau satu-satunya gadis
yang berani melakukan hal ini padaku. Kau imut dan menarik juga. Aku
menyukaimu" kata Shin. Shin mencoba mendekatkan wajahnya ke arah
Chae-gyeong. Chae-gyeong menutup matanya dan bibirnya menunggu ciuman Shin.
Tapi.......
Ternyata itu hanya khayalan Chae-gyeong. Dia tak melempar Shin dengan
sepatu. Sepatu Shin masih tergeletak di lantai. Kang-hyun menghampirinya dan
berkata, "Sepertinya kau baru saja melakukan kesalahan". "Untung
saja hari ini aku masih bisa bersabar. Kalau lain kali Shin masih tetap seperti
itu, awas saja dia!" kata Chae-gyeong. Sun-yeong dan Hee-sung yang baru
saja datang langsung berebut sepatu Shin. Dengan santai Chae-gyeong merebut
sepatu Shin dan naik ke lantai atas meninggalkan teman-temannya.
Chae-gyeong dan teman-teman sekelasnya berlatih menyanyi. Tapi suara merdu teman-temannya kalah dengan suara fals Chae-gyeong. Gurunya berteriak marah pada Chae-gyeong.
Bangunan B dan C di sekolah Chae-gyeong adalah untuk anak-anak jurusan
teater dan tari. Sedangkan bangunan A adalah bangunan dimana Chae-gyeong dan
teman-temannya berada. Sejak Pangeran Shin bersekolah disitu dan mengambil
jurusan teater, banyak orang yang kemudian ikut mengambil jurusan itu.
Chae-gyeong sedang asyik ngemil dan jalan-jalan. Secara tak sengaja dia
mendengar seseorang sedang berbicara. Dia berusaha mengintip. Ternyata Shin
bersama Hyo-rin sedang asyik ngobrol. Chae-gyeong mendengarkan dan ternyata
Shin sedang berusaha melamar Hyo-rin. "Sang Pangeran sedang melamar gadis
pujaannya. Itu pasti akan menjadi berita yang heboh!" kata Chae-gyeong
dalam hati.
Di rumah Chae-gyeong, Ibu Chae-gyeong marah-marah melihat kamar Chae-gyeong
yang berantakan. Tapi Ayah Chae-gyeong membela putrinya. Ibu Chae-gyeong
menelpon Chae-gyeong. Sementara Ayah Chae-gyeong berusaha membujuknya untuk
tidak marah-marah.
Chae-gyeong masih asyik menguping pembicaraan Shin dan Hyo-rin. " Ini
adalah kebijakan untuk anggota Keluarga Kerajaan yang memang harus menikah di
usia muda. Dan dalam kasusku, sejak aku jadi seorang pangeran, aku mungkin
harus menikah dengan seorang gadis pilihan orangtuaku. Setidaknya aku bisa
bilang pada mereka kalau aku sudah punya seorang gadis yang ingin kunikahi.
Kita kan sudah berteman dekat. Itu lebih baik daripada harus menikah dengan
seseorang yang tak kukenal" kata Shin.
"Aku tak ingin merusak persahabatan kita dengan hal semacam ini. Hal
itu pasti penuh dengan tanggung jawab. Dan seperti yang kau tahu, impianku
adalah menjadi seorang balerina terkenal. Aku pasti akan bisa melakukannya, aku
tak ingin menyerah sekarang. Jika aku jadi seorang putri, bukankah aku harus
menyerah dengan semua impianku itu?" jawab Hyo-rin.
"Gadis
itu sangat keren, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti yang
dilakukannya. Siapa juga yang mau menikah dengan Pangeran brengsek seperti
dia" batin Chae-gyeong. Hyo-rin tersenyum. Tapi Shin bersedih
mendengarnya. Kemudian Chae-gyeong merasa sedih melihat tatapan Shin yang
kecewa mendengar penolakan Hyo-rin. Tiba-tiba HP Chae-gyeong berbunyi.
Chae-gyeong kaget. Begitu pula dengan Shin dan Hyo-rin yang ada di dalam
ruangan. Chae-gyeong langsung mematikan HPnya.
Shin keluar dan menemukan Chae-gyeong yang hendak kabur dari tempat itu. "Siapa kau?" tanya Shin. Tapi Chae-gyeong malah bernyanyi seolah tak mendengar perkataan Shin. Shin bertanya lagi apa Chae-gyeong mendengar yang dibicarakannya tadi. Chae-gyeong bilang untuk apa dia mendengar. Apa bangga di tolak seorang gadis. Tentu saja Shin kaget mendengarnya. Itu berarti Chae-gyeong mendengar semua percakapannya.
Shin keluar dan menemukan Chae-gyeong yang hendak kabur dari tempat itu. "Siapa kau?" tanya Shin. Tapi Chae-gyeong malah bernyanyi seolah tak mendengar perkataan Shin. Shin bertanya lagi apa Chae-gyeong mendengar yang dibicarakannya tadi. Chae-gyeong bilang untuk apa dia mendengar. Apa bangga di tolak seorang gadis. Tentu saja Shin kaget mendengarnya. Itu berarti Chae-gyeong mendengar semua percakapannya.
Chae-gyeong langsung kabur. Shin berteriak melihatnya. "Hei! Celana olahraga! Berhenti!" teriak Shin. Tapi Chae-gyeong tak mempedulikan teriakan itu.
Di rumah, Ibu Chae-gyeong tambah marah karna Chae-gyeong berani mematikan telponnya. Kemudian Ibu Chae-gyeong mengeluh karna ada begitu banyak hutang yang harus dibayar dan Ayah Chae-gyeong tak lagi bekerja. Kemudian tiba-tiba Ibu Chae-gyeong berkata kalau lebih baik mereka bercerai saja. Ayah Chae-gyeong berteriak mendengarnya. "Apa kau gila? Apa kau sakit? Kau selalu saja berkata seperti itu saat kau marah!" teriak Ayah Chae-gyeong. Ibu Chae-gyeong pun diam karnannya.
Tiba-tiba ada tamu datang. Mereka bilang dari kerajaan. Kemudian Ayah Chae-gyeong mempersilahkan tamunya masuk. Ayah dan Ibu Chae-gyeong memberikan foto Kakek Chae-gyeong dan Chae-gyeong.
Mereka datang membawa pesan dari Keluarga kerajaan. Mereka bilang, ada janji yang dibuat antara Raja Seong-jo dengan Tn. Shin (Kakek Chae-gyeong). Mereka membawa dua buah benda. Cincin dan separuh potongan medali. Ayah dan Ibu Chae-gyeong kaget melihat benda itu. Mereka bilang pasangan cincin dan potongan medali itu disimpan Tn. Shin. Jadi mereka menunggu keluarga Shin datang ke istana untuk menyatukan cincin dan medali itu.
"Cincin itu masih ada kan?" tanya orang dari istana. Ayah dan Ibu Chae-gyeong menjawab dengan gugup kalau benda-benda itu masih ada.
Di kelas, Shin tak konsentrasi mendengarkan pelajaran mengenai film. Dia terpikir apa yang pernah dikatakan oleh Ibu Suri. Dia harus menikah dengan seseorang yang sudah dipilihkan oleh kakeknya.
Pulang sekolah, banyak cewek berteriak histeris karna semua cewek ingin berusaha mendekati Shin tapi di tahan oleh para pengawal-pengawalnya. Kang-hyun dan Chae-gyeong berusaha menahan Sun-yeong dan Hee-sung yang ikut-ikutan berteriak histeris.
Hee-sung penasaran dengan gadis yang katanya dijodohkan dengan Shin. Chae-gyeong bilang apa mereka ingin tahu siapa gadis itu? Kang-hyun bilang dari mana Chae-gyeong tahu. Chae-gyeong bilang dia hanya dengar saja. Kemudian dia berusaha kabur pulang ke rumah naik sepedanya.
Shin sedang ada di dalam mobilnya sambil membaca koran yang berisi tentang kabar pernikahannya sambil mendengarkan berita. Tak sengaja dia melihat Chae-gyeong. Jadi dia meminta para pengawalnya untuk berhenti. Shin bertatapan dengan Chae-gyeong. Shin mengancam Chae-gyeong untuk tak menyebarkan apa yang sudah didengar Chae-gyeong. Tiba-tiba ada wartawan yang memfoto mereka. Tentu saja pengawal Shin tak tinggal diam. Wartawan itu pun segera dibekuk. Chae-gyeong bertambah kesal pada Shin.
Ratu bertemu Ibu Suri untuk membicarakan tentang pernikahan Shin. Sebenarnya Ratu kurang setuju dengan pernikahan ini karna Shin sama sekali tak mengenal gadis itu. Kemudian Ibu Suri memperlihatkan surat peninggalan mendiang suaminya. Dalam surat itu tertulis bahwa Kaisar inging menjodohkan Pangeran dengan Putri dari Keluarga Shin untuk membalas jasa Keluarga Shin yang telah menyelamatkan nyawanya. Ratu pun mulai berusaha untuk mengerti dna menghormati keputusan yang diambil oleh Ibu Suri.
Sementara itu di Inggris, Lee Yul dan Ibunya yang tinggal disana sedang mengobrol. Ibunya bilang Shin akan segera menikah. Yul tentu saja kaget mendengarnya. Ibunya bilang karna Ayah Shin sakit-sakitan, jadi dia menikahkan Shin dan akan segera mengangkat Shin menjadi Raja menggantikannya.
Ibu Yul mengatakan pada Yul agar pulang lebih dulu ke Korea. Ada beberapa hal yang harus di persiapkan dulu olehnya. "Sudah 14 tahun berlalu dengan tenang. Ini saatnya untuk beraksi" kata Ibu Yul. Yul menatap ibunya tak mengerti.Yul dan Ibunya termasuk keluarga kerajaan. Tapi mereka sekarang tinggal di luar negeri, tepatnya di Inggris.
Shin sedang asyik dengan iPod-nya saat berbicara dengan Raja dan Ratu. Shin mengamati sebuah surat. "Jadi kau sudah memilih" kata Raja. " Memilih apa?" Shin balik bertanya. "Tentu saja memilih seorang istri" jawab Raja. "Kenapa harus memilih kalau hal itu sudah dipilihkan untukku" kata Shin dengan dingin. "Tak bisakah kau letakkan alat itu dulu!" perintah Raja. Shin pun segera meletakkan iPod-nya.
"Hubungan mereka itu seperti apa sampai punya perjanjian seperti
ini?" tanya Shin. "Ini adalah perjanjian antara Kakekmu dengan
satu-satunya sahabat terbaiknya" jawab Raja. "Apa benar seorang Raja
bisa punya seorang teman?" kata Shin. "Seja (Putra Mahkota), tingkah
macam apa yang kau tunjukkan pada Ayahmu" Ratu marah melihat kelakuan
Shin.
"Seperti yang kau bilang, sebagian besar Raja kesepian. Itulah kenapa
seorang teman yang sangat mengerti dibutuhkannya. Kakekmu sangat beruntung
karna dia memiliki seorang teman seperti itu dan dia ingin menghadiahi sesuatu
pada teman baiknya itu. Itulah kenapa, dia mengirim cincin dan medali itu
kepada temannya, bersama dengan surat yang ada ditanganmu sekarang" jelas
Raja.
"Ini benar-benar lucu. 'Perjodohan antara Pangeran dan Cucu dari
temanku yang setia'. Yang dimaksud itu aku kan?" kata Shin membacakan isi
surat yang sedari tadi dipegangnya. "Sebenarnya bukan. Seperti yang kau
tahu, saat perjanjian ini dibuat, kakakku masih hidup. Dan cucu kakek yang
dimaksud, Pangeran yang dimaksud bukan kau melainkan Yul. Sejak kematian kakakku,
aku jadi seorang Raja. Dan sekarang janji itu pun menurun padamu. Yang paling
penting adalah perasaanmu. Aku tak ingin memaksamu kalau kau tak
menginginkannya" jelas Raja. Shin berpikir.
Chae-gyeong baru sampai rumah dan mendapati keadaan rumahnya yang mirip
kapal pecah. Chae-gyeong menemukan banyak sekali surat tagihan di atas meja.
Salah satunya surat yang menyebutkan bahwa barang-barangnya akan disita bila
Ayah nya tak segera melunasi hutang-hutangnya.
Chae-gyeong menghampiri Ibunya yang ada di halaman belakang sambil membawa
surat itu. Dilihatnya Ibunya sedang bersedih. "Ibu, apa kau bilang ingin
bercerai dari Ayah lagi? Jangan. Saat kau bilang begitu pada Ayah aku merasa
sangat sakit sekali" kata Chae-gyeong sambil memeluk Ibunya. Ibunya melepaskan
pelukannya karna sesak. Chae-gyeong bertanya itu surat apa? Ibunya bilang itu
hanya surat ancaman seperti biasanya, jangan terlalu dipikirkan.
Tiba-tiba Chae-gyeong menggenggam tangan ibunya dan berkata, "Ibu,
saat aku sukses, aku akan menghentikan penderitaan ini. Setelah itu hanya akan
ada hari bahagia. Kumohon percayalah padaku". "Apa yang bisa
dilakukan oleh Putri Shin?" tanya Ibunya. "Aku akan menjadi seorang
desainer. Seorang desainer yang terkenal di seluruh dunia" jawab Chae-gyeong.
"Berhenti bermimpi" kata Ibunya. "Baiklah" jawab
Chae-gyeong lesu. Kemudian ia merayu ibunya untuk membelikannya mesin jahit.
Tentu saja Ibunya menolak mentah-mentah keinginan Chae-gyeong.
Ibunya menerima telpon dari seseorang. Jadi Chae-gyeong pun masuk ke dalam
rumah. Dilihatnya Ayahnya sedang sibuk mencari sesuatu. Ternyata Ayahnya sedang
mencari cincin pertunangan yang diberikan oleh mendiang Kakek Chae-gyeong.
Ternyata Chae-gyeong ingat dimana dia melihat cincin itu. Ternyata cincinnya
dijadikan ganjal meja! (ckckckck.....bener-bener...). Ayah Chae-gyeong
berteriak senang karna cincinnya sudah ketemu. Ibu Chae-gyeong berteriak senang
karnanya.
Di istana, Raja merasa senang karna Shin memutuskan untuk menyetujui
pernikahan itu. Raja bilang, calon istri Shin berasal dari sekolah yang sama
dengan Shin, dari jurusan Seni. Kemudian Raja menyerahkan sebuah foto pada
Shin. Betapa terkejutnya Shin melihat foto itu. Itu foto Chae-gyeong!
Di rumahnya, Chae-gyeong sama terkejutnya dengan Shin. Dia menolak
mentah-mentah perjodohan itu. Chae-gyeong ingin mengembalikan cincin dan
medali itu ke keluarga kerajaan dan bilang kalau dia tak ingin menikah dengan
pangeran. Chae-gyeong mencoba membuang cincin itu, tapi dihalangi
Ayahnya. Chae-gyeong bilang dia masih sekolah. Mana mungkin dia bisa
menikah. Lagian mana mungkin pangeran mau menikah dengan seorang agdis seperti
dia. Ibunya bilang, dia akan membelikan Chae-gyeong mesin jahit kalau
Chae-gyeong mau menikah dengan pangeran. Ayahnya juga bilang, pangeran sudah
setuju untuk menikah dengan Chae-gyeong.
Kemudian Chae-gyeong bilang, bagaimana dia bisa menikah dengan seseorang
yang mencintai wanita lain. Ayah, Ibu dan adiknya tentu saja kaget
mendengarnya. Kemudian dia bercerita kalau dia melihat dan mendengar sendiri
kalau pangeran sedang melamar gadis pujaannnya. Gadis itu dari keluarga kaya,
anak satu-satunya. Gadis itu cantik dan pandai menari balet. Itulah kenapa
Chae-gyeong tak ingin menikah dengan pangeran. Mendengar kata-katanya,
keluarganya membiarkan Chae-gyeong pergi dan masuk ke kamarnya.
Shin sedang berlatih memanah ditemani asisten pribadinya. "Ratu setuju
untuk mengurangi jumlah pengawal yang akan mengawal Anda ke sekolah. Tapi tentu
saja dia khawatir karna sejak peristiwa pertunangan Anda tersebar keluar, pasti
semuanya akan jadi tambah rumit sekarang. Jika anda tak menyetujui pertunangan
ini, mengapa anda melakukan ini semua?" kata Asistennya. "Apa ada
yang dikatakan lagi oleh Ratu" kata Shin dengan nada dingin. "Ratu
sedang sibuk mempersiapkan pestanya. Beliau juga khawatir kalau calon istri
anda tak bisa menerima keadaan di dalam istana" jawab asistennya.
"Kau juga berpikir begitu?" tanya Shin. "Saya tak berani berkata
seperti itu" jawab asistennya lagi. "Bukankah itu menarik? Di abad ke
21 seperti sekarang ini masih ada peraturan semacam itu. Tapi tak apa, aku
merasa sedikit bosan dan meskipun dia tak sesuai dengan standar tapi mungkin
dia akan membawa sesuatu yang baru disini" kata Shin.
Di sekolah, saat sedang bercanda bersama dengan teman-temannya, secara tak
sengaja, Chae-gyeong menabrak Hyo-rin. Chae-gyeong kaget karnanya. Tapi Hyo-rin
seakan tak peduli.
Di kelas baletnya, semua teman-teman Hyo-rin sedang asyik membicarakan
tentang calon istri Putra Mahkota Lee Shin yang katanya berasal dari sekolah
yang sama dengan mereka. Hyo-rin tersenyum mendengarnya karna mengira, dialah
calon istri Shin.
Hyo-rin menemui Shin dan bilang kalau semua orang sedang membicarakan
dirinya. Hyo-rin bilang bukankah Shin berjanji akan merahasiakan hubungan
mereka. Shin bilang Hyo-rin tak perlu khawatir. Yang mereka bicarakan bukan
Hyo-rin. Shin juga baru tahu hal itu. Dan berkata Hyo-rin tak perlu khawatir.
Calon istrinya bukan Hyo-rin. Tapi cewek lain yang juga satu sekolah dengan
mereka. Cewek itu mungkin sedih karna melihat dan mendengar calon suaminya
melamar cewek lain. Tentu saja Hyo-rin kaget mendengar penuturan Shin.
Chae-gyeong sedang ada di beranda rumahnya sedang mengamati bunga, sedangkan kedua ortu dan adiknya ada di ruangan di belakangnya. "Baiklah. Karna suatu saat aku juga akan menikah, jadi tak ada salahnya kalau aku menikah sekarang" kata Chae-gyeong. Tentu saja keluarganya bersorak mendengar kata-katanya itu, tapi tanpa suara. Takut ketahuan lagi nguping. hehehe. Tapi kemudian mereka kecewa karna Chae-gyeong bilang lagi, "Tidak, aku tak bisa melakukannya. Aku masih muda dan masa depanku masih panjang".
"Tapi ini kesempatan sekali seumur hidup. Aku mungkin harus mengambilnya" kata Chae-gyeong tiba-tiba membuat keluarganya senang lagi. Tapi kemudian lesu lagi karna Chae-gyeong bilang "Tidak, tidak, tidak. Kuasai diri. Jangan kehilangan akal sehat. Berpikir yang normal saja". Sepertinya Chae-gyeong memang sengaja mempermainkan mereka. hihihi...
Saat Chae-gyeong berbalik, mereka pura-pura sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Kemudian Ibu Chae-gyeong berkata, "Putri Shin, apa kau sudah mempersiapkan diri mengunjungi Ratu besok?". "Siapa juga yang mau bertemu dengannya" sangkal Chae-gyeong. "Tapi kami sudah membuat janji agar kau bertemu dengannya" kata Ayah Chae-gyeong. "Aku tak peduli. Aku tak pernah membuat janji. Tak ada yang harus aku lakukan" kata Chae-gyeong lagi sambil mendesak masuk ke dalam rumah.
Tiba-tiba Chae-gyeong berbalik sambil tersenyum dan berkata, "Haruskah aku bertemu dengannya?". Akhirnya keluarganya sadar kalau Chae-gyeong sedang mempermainkan mereka. Karna kesal, mereka pun melempari Chae-gyeong dengan bantal kursi yang ada di dekat mereka.
Di kamar, Chae-gyeong sedang sibuk mengutak ngutik mesin jahitnya. Chae-jun adiknya turun dari kamarnya yang ada di atas kamar Chae-gyeong. "Sebagai wanita ke-3 paling berpengaruh di Korea, kenapa kau malah sibuk dengan mesin rusak?" tanya Chae-jun. "Kau itu bicara apa?" tanya Chae-gyeong tak mengerti. "Nomor 1 : Ibu Suri, nomor 2 : Ratu, nomor 3 : Putri Mahkota, yaitu kau 'twaeji', " jawab Chae-jun.
Tentu saja Chae-gyeong marah karna adiknya memanggilnya twaeji yang artinya babi. "Beraninya kau memanggil kakakmu babi" kata Chae-gyeong. "Jika kau menikah dengan putra mahkota, aku akan memanggilmu kakak" kata Chae-jun dengan enteng. Chae-gyeong yang kesal pun memukuli adiknya. "Kau pikir aku akan menikah?" tanya Chae-gyeong. "Aku menderita harus naik turun tangga. Jika kau menikah, kamar ini akan jadi milikku. Ini juga baik untukmu. Kau takkan terganggu karna aku berisik. Kau tinggal menikah saja" jawab Chae-jun. "Kau bisa melupakan mimpimu itu" kata Chae-gyeong. "Jika kau tak mau menikah, aku mau. Aku juga lebih cantik darimu!" ledek Chae-jun. Tentu saja Chae-gyeong tak terima dan berkata, "Kau mau mati ya. Jangan lari!". Tapi Chae-jun tentu saja sudah buru-buru kabur dari dalam kamar.
Keesokan harinya, Ibu CHae-gyeong mendandani Chae-gyeong. Ayahnya memujinya kalau Chae-gyeong cantik sekali hari ini. Tapi Chae-gyeong sama sekali tak senang. Sementara Chae-jun sedang asyik makan.
"Aku sudah bilang pada kalian, aku tak mau menikah. Kenapa kalian lakukan semua ini padaku?" kata Chae-gyeong. "Aku tahu perusahaan Ayah sudah bangkrut. Dan karna hal itu Ayah tak bekerja setahun belakangan ini. Dan Ibu bekerja keras untuk membiayai sekolahku yang mahal. Aku tahu kalau kalian berdua sudah bekerja keras untuk kami berdua, Tapi...apa kalian bahagia menjualku seperti ini?" lanjut Chae-gyeong. Ayah dan Ibu Chae-gyeong saling berpandangan, Ayah Chae-gyeong menunduk. Sementara Chae-jun sedang asyik mengamati cincin pertunangan kerajaan. "Baiklah. Anggap saja tak pernah terjadi apa-apa!" teriak Ayah Chae-gyeong sambil merampas cincin yang sedang dipegang oleh Chae-jun lalu membuangnya ke halaman.
Tentu saja Ibu Chae-gyeong tak setuju dengan tindakan suaminya. Sementara Chae-jun berlari keluar untuk mencari cincin itu. Ayahnya bilang tak perlu lagi merasa terancam, uang bukan segalanya. Tapi Ibunya bilang uang itu segalanya. Ayahnya tahu yang dikatakan Ibu benar. Jadi dia hanya bisa menunduk lesu.
"Kau masih muda dan kau tak tahu apa yang terpenting bagi seorang wanita. Hal yang terpenting bagi seorang wanita adalah menikah. Aku tak ingin kau sepertiku. Mengalami kesulitan dalam hidupmu. Itlah kenapa kubilang ini yang terbaik untukmu. Kami tak menjualmu. Bagaimanapun juga ini hidupmu dan kau lah yang harus membuat pilihan. Lupakan saja. Lupakan dan..." kata Ibu Chae-gyeong sambil melirik ke arah suaminya. Ayah Chae-gyeong mengerti, lalu mengambil sebuah bungkusan yang ada disampingnya. Ternyata bungkusan itu berisi mesin jahit model terbaru. Awalnya Chae-gyeong senang, tapi dia tahu harga mesin itu sangat mahal. Chae-jun masuk kembali ke dalam rumah dan berkata dia menemukan cincinnya.
Ayahnya ingin membuang kembali cincin itu, tapi dihalangi oleh Chae-jun. Kakaknya sudah dibelikan sebuah mesin jahit model terbaru. Jadi tak ada salahnya kalau Chae-jun menginginkan cincin ini untuk dipamerkan pada teman sekelasnya karna dia meminta MP3 player tapi tak dibelikan oleh kedua ortunya. Tiba-tiba bel pintu rumahnya berbunyi. Ayahnya pikir itu orang-orang dari istana. Tapi ternyata tamunya orang yang hendak menyita barang-barang mereka karna belum melunasi hutangnya.
Mereka menempeli semua barang-barang di rumah Chae-gyeong dengan kertas merah tanda bahwa barang-barang itu disita karna Ayah Chae-gyeong tak bisa melunasi hutang-hutangnya. Mereka tak mau mendengar meskipun Ibu Chae-gyeong mencoba meminta waktu untuk melunasi hutangnya. Mereka juga bahkan menempeli mesin jahit baru Chae-gyeong dengan kertas merah itu hingga membuat Chae-gyeong tentu saja tak terima. Mereka bahkan menempeli dahi Ayah Chae-gyeong dengan kertas itu juga.
Karna tak terima, Ayah Chae-gyeong berusaha melawan mereka, tapi dia malah jatuh tersungkur. Ibu Chae-gyeong berusaha membantu suaminya, terjadilah keributan. Chae-gyeong tak terima orangtuanya diperlakukan seperti itu. Dia pun ikut membantu kedua orangtuanya. Sementara itu Chae-jun yang memegang sapu hanya bisa diam karna takut pada orang-orang itu. Rambut Chae-gyeong yang tadinya rapi, sudah berubah berantakan.
Chae-gyeong berteriak sambil berusaha melindungi orangtuanya yang hendak diserang saat utusan dari istana datang untuk menjemput Chae-gyeong. Chae-gyeong meminta pada Chae-jun untuk menyerahkan cincin-nya. Kemudian dia pun pergi untuk menemui utusan dari istana dan ikut mereka ke istana untuk menemui ratu sambil menggenggam cincinnya. Sebelum pergi, dia masih sempat mengambil kertas merah dari dahi Ayahnya. Walaupun keluarganya memperingatkan untuk merapikan dulu rambutnya yang berantakan, Chae-gyeong tak terlalu mempedulikannya.
Chae-gyeong pun dibawa ke istana. Sampai disana, dia menyaksikan orang-orang istana yang sedang berlatih memainkan alat musik, ada yang sedang menata meja, dll. Chae-gyeong dibawa ke sebuah ruangan dan diminta menunggu Ratu di tempat itu. Sebelumnya, salah satu dari mereka mengatakan tentang peraturan dalam istana, Chae-gyeong tak boleh memandang mata Ratu, tak boleh memotong pembicaraan Ratu dan harus memanggil Ratu dengan Hwanghung Mama (Yang Mulia Ratu).
Seorang pelayan mengantarkan teh untuk Chae-gyeong. Sepeninggal pelayan itu, Chae-gyeong mengamati sekelilingnya dan melihat ada begitu banyak benda seni yang membuatnya tertarik untuk mengamati. Karna tak hati-hati, dia menyenggol meja berisi keramik tapi keramiknya berhasil diselamatkan olehnya. Setelah itu, dia mencoba untuk meminum teh nya, tapi setelah minum teh itu tumpah ke roknya dan membuat roknya yang berwarna putih jadi terkena air teh yang berwarna merah. Saat itulah terdengar pengumuman kalau Ratu sudah tiba..
Bersambung..............................
sumber : http://fantasykorean-lovers.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar